RSS

Siluet Jingga

Selamat Datang di Telaga Inspirasiku....
Semoga kalian menikmati dan menemukan beribu Hikmah di Setiap Jengkal Telaga Inspirasiku..

Join This Site and Load The Guess Book


Kampung Damai



Sebuah tempat yg rindang, teduh nan asri serta menyediakan suasana islami untuk pemuda dan pemudi. Itulah gambaran singkat tentang sebuah kampung damai yang kami impikan.

Di sana kami akan mengajarkan mereka bagaimana membaca Al-Qur'an. Bukankah Al-Qur'an itu adalah pegangan utama seorang muslim? Di mana kelak jika mereka mengetahui isi pesannya akan bisa menimbulkan ketakwaan pada diri mereka, dan sebaik-baik bekal bagi mereka adalah ketakwaan.

Ada yang baru mulai mempelajarinya tetapi dalam tempo satu minggu saja mereka sudah mulai bisa untuk membaca sendiri tanpa bimbingan guru meskipun masih tertatih-tatih. Beberapa anak yang lain membutuhkan waktu yang lebih lama, mungkin butuh beberapa bulan untuk akhirnya bisa membaca Al-Qur'an dengan tanpa bimbingan.

Di lain waktu, kami juga akan menuntun mereka untuk menghafalkan hadis-hadis nabi serta beberapa pepatah Arab yang kami yakin akan mereka butuhkan kelak. Meskipun kami menuntun mereka dengan setengah memaksa, tapi akhirnya mereka mau juga untuk menghafalnya. Entahlah apakah karena mereka mengharapkan nilai, ataukah mereka menghafal karena paksaan kita, atau mungkin mereka melakukannya karena mereka tahu seberapa penting tulisan-tulisan yang sedang mereka hafal itu. Tapi kami akan selalu berusaha untuk memastikan bahwa yang terakhirlah yang selalu ada di benak mereka.

Kami rasa dasar-dasar ilmu agama itu belum cukup untuk membekali kehidupan mereka suatu saat nanti, maka kami mengajarkan beberapa dasar ilmu empiris. Kami ajarkan mereka beberapa pelajaran umum seperti matematika, fisika, teknologi informasi, sosiologi dan kawan-kawannya. Ya, membekali seseorang hanya dengan ilmu-ilmu agama memang seringkali sudah bisa untuk menghidupinya, karena ilmu-ilmu agama itu layaknya sebuah nasihat pembangkit semangat mereka yang jatuh, walau apapun pekerjaan mereka. Tetapi, ilmu-ilmu umum itu seringkali dibutuhkan untuk memudahkan pekerjaan-pekerjaan mereka meskipun sebenarnya kami ingin sekali mereka bisa menggunakan ilmu itu lebih daripada sekedar memaksimalkan sebuah peluang kerja, seperti menjadi seorang peneliti dan penemu misalnya.

Kami kira sejauh ini semua proses pentrasferan ilmu itu berjalan dengan baik. Namun kami memiliki beberapa masalah pada jiwa kehidupan kami yang rasanya masih begitu keropos. Kami kekurangan orang-orang berjiwa besar yang senantiasa menyampaikan pesan-pesan kebaikan pada mereka, yang dengan itu akan menyirami keringnya hati mereka dari pelajaran kehidupan. Padahal seharusnya kami memberikan semua pelajaran itu sambil menyelinginya dengan pesan-pesan kehidupan, tapi rasanya baru sedikit sekali pesan kehidupan yang bisa kami berikan untuk mereka.

Keberadaan orang-orang berjiwa besar yang sangat kami butuhkan itu adalah orang-orang yang memiliki jiwa keikhlasan, yaitu mereka yang mau membantu perkembangan anak-anak didiknya karena bisikan nurani mereka yang terdalam, bukan atas tekanan dari atasan. Mereka adalah orang-orang yang akan memberikan cap yang baik pada hati anak-anak dan bekasnya akan mempengaruhi perkembangan mereka meskipun terkadang para pendidik itu harus meninggalkan tempat pendidikan.

Seorang ulama memberikan definisi ikhlas, yaitu sebuah perbuatan yang dilakukan dan akan tetap dilakukan meskipun tidak ada seseorang yang melihatnya.

Keikhlasan itu memang motor penggerak paling inti dalam kehidupan manusia. Tanpa sebuah keikhlasan yang tertanam pada diri seorang pendidik, perkataannya hanyalah hiasan, dan semua demonstrasi kehidupan yang ia peragakan hanyalah sebuah perjuangan semu. Keikhlasan itu barang sebuah mutiara yang ditemukan di samudra luas nan dalam, ia tidak akan mudah untuk dicari.

Jika keikhlasan itu barang yang susah untuk dicari lalu bagaimana kita akan menjadikannya sebagai sebuah ruh inti kehidupan kita yang pastinya akan kita butuhkan setiap hari?! Ya, ia memang susah untuk dicari, dan ia juga begitu mudah untuk hilang. Ia memang seperti barang yang sangat-sangat susah untuk dijaga. Maka hal yang harus dilakukan adalah terus merawatnya dan mengawasi keberadaannya, seakan sebuah berlian terlangka yang harus dijaga 24 jam penuh.

Keikhlasan memang seperti berlian berharga yang tidak tampak oleh mata. Seseorang bisa saja mengajarkan orang lain bagaimana cara memperoleh berlian itu, namun sebenarnya dia sendiri tidak pernah mencoba untuk mencari-cari berlian yang bisa dia peroleh. Ya, karena dia memang bisa diajarkan dari mulut ke mulut, tetapi untuk mempraktekkannya hanya sedikit sekali orang yang melakukannya, bukan karena tidak mampu, tetapi karena mereka tidak memiliki kemauan untuk melakukannya.

Bukankah banyak di kelas-kelas, atau di masjid-masjid, atau di banyak tempat yang lain orang-orang yang menyampaikan pesan tentang keikhlasan. Agar kita pergi ke masjid ikhlas karena Allah, kemudian ia bisa menyebutkan dalil-dalil pendukungnya. Atau ada lagi yang mengatakan agar kita ikhlas ketika menuntut ilmu dan lagi-lagi ia bisa menyebutkan dalil-dalil pendukung perkataannya. Memang keikhlasan itu adalah hal yang bisa untuk diajarkan, tetapi hendaknya setiap orang yang mengajarkan sebuah keikhlasan itu juga mengoreksi dirinya sendiri apakah keikhlasan itu sudah ada pada dirinya?!

Kalau begitu yang kami butuhkan sekarang adalah seorang pengawas itu, yang bisa untuk mengawasi keberadaan keikhlasan di hatinya sendiri dan di hati para pendidik itu. Jadi orang ini haruslah orang yang tahu seluk beluk keikhlasan hingga serinci-rincinya. Orang ini pula yang nanti akan menjaga keikhlasan orang-orang di sekitarnya entah dengan cara langsung seperti memberikan mereka metode untuk menjadi orang yang ikhlas sebagaimana yang seringkali diajarkan oleh Rasulullah sallalahu alaihi wasallam, atau ia akan menjaga keikhlasan mereka secara tidak langsung dengan memberikan mereka uswah hasanah atau contoh perbuatan baik.

Kita memang tidak akan pernah bisa untuk menjustifikasi seseorang adalah orang yang ikhlas atau tidak ikhlas, karena ikhlas adalah perbuatan hati. Tetapi jika seseorang mengamati perilaku orang lain secara keseluruhan dan secara rinci maka akan membuahkan sebuah kesimpulan tentang keberadaan keikhlasan di hatinya. Meskipun begitu, kita tetap harus meyakinkan kesimpulan itu dengan bertanya langsung kepada sang pelaku terhadap motif  perbuatannya.

Proses pengawasan adalah hal utama yang perlu untuk dilakukan. Dan pelestariannya dengan mencetak kader-kader baru yang memiliki jiwa besar adalah hal kedua yang mesti jadi daftar wajib checklist kami.

Kami tentu sangat membutuhkan bantuan kalian. Kalian yang merasa terdorong untuk ikut serta membangun kampung damai yang kita impikan bersama. Kawan-kawan yang telah tumbuh dewasa bersama-sama dan merasakan pendidikan di dalamnya akan sangat kami nantikan, sebab kalianlah yang tahu seluk beluk kampung kita, jasmani maupun ruhaninya. Kepedulian itu walaupun sedikit adalah hal terbesar yang akan kita dapatkan untuk memperbaiki ikatan kita. Karena ketahuilah, ikatan kita tidak pernah terputus, kita akan selalu terikat dengan tempat di mana kita pernah mengenyam pendidikan.


Mimpi, cita-cita, do'a dan harapan saudaraku, Azzam Mushoffa yang tertuang dalam Sepucuk Surat dari Tanah Madinah. 
"Kami lukiskan impian kami disini, lukisan Kampung Damai...." By: Azzam Mushoffa
Al-Ishlah, Kampung Damai.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS