Dear You...
Demi Apa? Demikian Aku Mencintaimu.
Itulah sedikit kata yang ditanamkan Moammar Emka pada
sampul buku berjudul Dear You, karyanya. Kata-kata sederhana namun sarat makna
dan merefleksikan ketulusan cinta. Mendengar Moammar Emka, pasti lah para
pembaca akan mencari sosoknya dalam memori otak, tentang kaitannya dengan Buku
Jakarta Undercover yang beberapa waktu lalu sedang hangat diperbincangkan. Namun,
anda salah bila mengira buku ini adalah semacam
Novel atau pun kisah Cinta seorang Moammar Emka dalam perjalanan
hidupnya.
Dear You, menyajikan tulisan-tulisan tentang perasaan
penulis, pikiran atau pun kenangan tentang cinta yang dituang dalam
kalimat-kalimat pendek yang terangkum menjadi sebuah buku. Seperti katalog
cinta dan Rindu yang semua orang pernah mengalaminya. Dengan bahasa yang sejuk
dan kata-kata sederhana, buku ini mampu membuat para pembaca menemukan cerita
tentang cinta mereka di dalamnya.
Mungkin bisa dikatakan buku ini adalah sisi lain Moammar
Emka, dari Erotis ke Romantis. Karena para pembaca akan diajak untuk meresapi
ungkapan-ungkapan romantis tentang cinta, dan segala perasaan hati, dengan tutur
kata yang seolah-olah Moammar Emka berdialog dengan dirinya sendiri. Bergulat dengan
perasaan dan pikirannya tentang sebuah makna Cinta.
“Satu-satunya kesalahanku
adalah mencintaimu. Kesalahan berlapis yang kusyukuri karena tak pernah ada
penyesalan yang mengikuti. Karena bisa mencintaimu adalah sebuah keajaiban
sempurna yang mengakar lekang dalam barisan hari.”
"Kamu: ada apa dengan diammu?. Aku: Ah, yang diam kan hanya mulutku. Pikiranku? Tak pernah berhenti bicara. Tentangmu. Kau tahu itu."
"Seperti apa kamu menginginkanku? lebih dari itu, aku membutuhkanmu tanpa kecuali apalagi seperti."
Ada kalanya kita dibawa ke sebuah bagian tentang cinta, Cinta dalam tata bahasa, “ Bukan soal kata ganti orang pertama atau kedua. Yang kucari adalah subyek dengan abjad cinta yang berfungsi sebagai kata kerja. Di kata cinta aku ingin berhenti membacamu. Lalu tanya, Bagaimana menulis kata cinta? Aku hanya mampu mengeja hurufnya, selebihnya adalah rasa yang diam dalam kedalamannya. Lalu terang senja menikahkan kita di ruang cahaya.”
Bersanding cinta pastilah ada yang namanya patah hati,
dan itu pun ada dalam bagian di buku ini,
“kemarin kita
bertemu dan berjanji: tetap setia menjaga rasa itu. Tetap setia masuk dalam
cinta tanpa menepikan logika: kita memang tak bisa bersama. Tetap setia menjaga
rasa itu: untuk tetap hidup. Itu saja.” Pesan yang tulus dari tulisan
Moammar Emka, bahwa cinta jangan sampai menepikan logika. Meski cinta tak
seperti yang diharapkan, bukan berarti akhir dari segalanya. Teruslah untuk
melanjutkan hidup.
“kau tetap anugerah
terindah bagiku. Tak peduli lebam luka karena perpisahan telah menyekam darah.” Begitulah
cerminan cinta yang kebanyakan remaja sekarang tak mengindahkannya. Setelah putus
cinta, tak jarang mereka saling memusuhi satu sama lain. Seakan mereka lupa
anugerah terindah yang pernah mereka jalani.
Bagai Puisi namun tak bersajak, bagai cerita namun tak
mengenal alur dan setting tempat, bagai diary namun makna yang terlukis dalam
setiap untaian katanya terlalu dalam untuk hanya disandingkan dengan sebuah
diary. Apalagi untuk sebuah biografis karena didalamnya tokoh utama adalah
sebuah hal absurd, yakni Cinta.
Kata-kata terbingkai indah dalam pemaknaannya yang tak
bertepi. Membuat buku ini patut untuk dimiliki, terutama remaja-remaja yang
mulai mengenal kata cinta, agar tidak salah memahami hakikat cinta yang bahkan
maknanya lebih dalam dari apa yang dimaknai dan difahami oleh kebanyakan orang.
M. Adib Susilo, Pegiat sastra dan anggota
Forum Lingkar Pena Semarang
Judul Buku :
Dear You, Demi Apa? Demikian Aku Mencintaimu
Penulis :
Moammar Emka
Penerbit : GagasMedia
Cetakan : Kedelapan,
2012
Tebal :
X + 382 Halaman
ISBN :
978-979-780-528-9
0 comments:
Post a Comment