Penantian Panjang Dua Hati yang Terpisah
Novel ini bertutur tentang kehidupan dua bersaudara, bernama Malik dan
Syarifa yang penuh lika-liku kehidupan dalam usia mereka yang terbilang masih
belia. Hingga membuat mereka terpisah satu sama lain dan melakukan pencarian
dan penantian panjang yang melelahkan untuk bisa bertemu kembali sebagaimana
keyakinan keduanya.
“Barang siapa mempunyai keyakinan yang kuat, lantas mengerjakan sesuatu
yang diperintah Allah Swt dan menjauhi larangan-Nya, maka sesuatu yang menjadi
kehendaknya akan diberi kemudahan untuk mencapainya.”
Cerita berawal ketika pada suatu pagi, sebuah tragedi membuat mereka menjadi
seorang yatim piatu karena kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan
saat perjalanan pulang untuk berkumpul bersama mereka. Ketika itu keduannya
masih terlalu kecil untuk mengerti arti kesedihan dan kehilangan. Mereka tak
pernah tahu bahwa sebenarnya ayah dan ibu mereka bukan berasal dari Jogja,
tempat mereka dititipkan pada keluarga suami-istri Yono dan Sri. Menurut Aki
Mamat (Ayah Sri), kedua orang tua Malik berasal dari Banjarmasin. Anak keluarga
kaya, namun tidak setuju dengan pernikahan mereka, karena Ibunya adalah
pembantu di keluarga itu. Sehingga semenjak kematian kedua orang tua mereka,
Aki Mamat tak tahu harus bertanya pada siapa lagi akan kelanjutan hidup kedua
anak tersebut. Ke Banjarmasin tak mungkin, karena tak ada alamat yang
ditinggalkan almarhum.
“Bapak pesan, jaga dan rawat Malik dan Syarifah. Asuh mereka hingga dewasa,
sampai bisa hidup mandiri. Didik dengan baik, meskipun kita ini juga miskin,
tapi bapak yakin Kita akan diberi Rizki oleh Allah kalau kita Ikhlas.” Pesan
Aki Mamat pada anak dan menantunya. Hingga tak berselang lama, malaikat maut
menjemputnya.(hal.15)
Dalam keadaan keluarga Sri yang semakin terhimpit ekonomi, masalah seakan
silih berganti menghampiri dan tak bisa dihindari. Mulai dari dagangan suaminya
yang sepi, ditipu konsumen, hingga masalah hutang yang terpaksa dipilih oleh
suaminya untuk tetap dapat menghidupi keluarganya sekaligus mempertahankan
usaha dagangannya.
Setelah berpikir keras untuk mencari solusi melunasi hutang-hutang yang
menumpuk, Yono pun telah kehabisan akal. Ia tak tahu harus menyerah pada takdir
ataukah tetap memegang keyakinan bahwa hutang-hutangnya akan bisa segera ia
lunasi. Dan Pak Suharso yang telah meminjami Yono uang, melihat celah yang
menganga dari kegamangan Yono. Suharso memiliki niat yang tidak baik sedari
awal. Ia menginginkan Malik sebagai pengganti hutang-hutang Yono, dengan janji
ia akan disekolahkan dan dijamin kehidupannya. Namun di balik semua kata
rayunya dan janji yang penuh tipu muslihat, Pak Suharso ternyata menjual Malik
dan hal itu membuat Sri naik pitam pada suaminya yang telah tega menyerahkan
Malik pada Suharso.
Suyono suaminya merasa terpukul, tertipu sekaligus menyesal karena semua
yang diakibatkannya. Ia pun memutuskan untuk pergi meninggalkan istrinya, Anto
anak kandungnya dan Syarifa anak angkatnya. Ia tak akan kembali sebelum
menemukan Malik dan membawanya kembali. Begitu janjinya. Setelah kepergiannya
Sri begitu tertekan, hingga pada suatu hari jatuh sakit. Ia tak mampu lagi
bergerak seperti dulu. Ia hanya bisa mendengar dan melihat tanpa bisa
kemana-mana. Beruntung ada pak Joko dan Sudarti istrinya. yang merawat
ketiganya. Anto disekolahkan, dan tak berapa lama Syarifa diambil oleh kerabat
Almarhum ayah Syarifa. Meski pada mulanya Anton tak setuju, namun berkat
nasehat Sudarti, ia pun mengikhlaskan kepergian Syarifa. Ia kini tinggal
memikirkan kesehatan ibunya.
Pak joko sekeluarga berusaha sekuat tenaga untuk merawat Sri dan Anto,
mereka juga terus mencari keberadaan Yono, dan tetap menjalin hubungan dengan
keluarga Syarifa yang baru. Serta mereka juga berkeinginan untuk menemukan
Malik, tetapi setelah semuanya selesai.
Dua puluh tahun telah berlalu, Syarifah menjelma menjadi gadis solehah yang
hidup dalam kesederhanaan. Keluarga angkatnya yang dulu kaya, sekarang bangkrut
dan jatuh miskin. Namun, hal itu tak membuat Syarifah menyerah pada takdir. Ia banting
tulang untuk menjadi tulang punggung keluarga. Karena pengalaman hidup yang
menempanya, mendidiknya menjadi perempuan yang tangguh dan tidak pernah
mengeluh. Ia yakin Allah masih menyayanginya dengan memberinya cobaan seperti
itu. (hal. 55). Ia juga suka menolong orang yang kesusahan meski dirinya tak
lebih baik dari orang yang ditolongnya. Sedangkan Malik, diangkat anak oleh
pengusaha kaya. Dan sekarang ia menjadi Dokter di Rumah Sakit orang tuanya.
Prahara di keluarga Syarifa tak kunjung surut. Bahkan semakin memuncak.
Kejadian demi kejadian terus membuat setiap hati terketuk untuk ikut merasakan
penderitaan yang dialami Syarifa. ada ketegangan, kecemasan juga keputusasaan
di setiap adegan yang dituturkan penulis dengan gaya santun dan lugas dalam Novel ini. Sedangkan Malik, setelah mendengarkan nasehat Winda temannya dan
juga Pak Djalil sopir keluarga yang paham tentang ilmu metafisis berusaha
sekuat tenaga untuk menyusuri jejak-jejak lama kehidupannya untuk menemukan
Adiknya. Dan berkat pertolongan Allah melalui mimpinya, ia menemukan titik
terang keberadaan Syarifa.
Berkat keyakinan kuat yang selalu ia tanamkan dalam hati, meski membutuhkan
waktu yang tak sebentar, perlahan tapi pasti ia berjumpa dengan orang-orang
yang dulu di masa kecilnya sangat berjasa bagi keluarga mereka. ia pun tanpa
sadar diarahkan takdir untuk semakin mendekati akhir dari pencarian panjangnya.
Penulis dalam merangkai cerita di setiap bagiannya, mampu membuat pembaca
berlinang air mata. Perjalanan hidup Syarifa yang memilukan, dipadu dengan
kebahagiaan Malik yang terusik oleh perjalanan cintanya, kesadaran hatinya
untuk memperdalam agama, juga tentang kekhawatiran pada nasib adiknya, dan
kepingan-kepingan masa lalunya yang mulai terangkai, membuat kisah dalam buku
ini semakin berwarna. Mengajak pembaca terlibat dalam perjumpaan penuh haru
para tokoh, yang terbalut dalam kecamuk emosi yang meledak-ledak.
Novel inspiratif setebal 422 ini terkandung banyak hikmah di dalamnya.
Tentang kerasnya hidup yang ada di sekitar kita yang mungkin tidak pernah kita
sadari, juga tentang menyikapi secara bijak cobaan hidup yang pasti menghampiri
setiap yang hidup di muka bumi. Kisah-kisah menggetarkan hati dan menyentuh
jiwa yang terangkum dalam buku ini mengajak kita menyelami untaian nasehat
hidup yang terdalam, agar kita terus berusaha atas apa yang kita yakini. Memotivasi
kita untuk terus berjuang menghadapi kehidupan seberat apa pun itu. Serta merenungi
kembali diri kita untuk belajar memiliki keyakinan yang kuat agar kita menjadi
pribadi yang lebih baik dan siap untuk menghadapi setiap jalan terjal yang akan
kita lalui di kehidupan ini. Buku yang sayang untuk dilewatkan. Selamat membaca...
M. Adib Susilo, Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang dan pegiat di PesMa Daarun Najaah
Semarang.
Judul Buku : Kutemukan Engkau
dalam Sujudku
Penulis : Rizma Nurani
Penerbit : Sabil (Diva
Press)
Cetakan : I, Maret 2012
Tebal : 422 halaman
ISBN : 978-602-19120-6-5
Link: http://www.rimanews.com/read/20130707/109477/penantian-panjang-dua-hati-yang-terpisah
0 comments:
Post a Comment