Geliat embun di pagi hari kini tiada lagi bersaksi,
Menyambut mentari di tepian dahan berhelai rampai.
Berganti hutan penuh besi
Bertengger paksa di kaca-kaca jendela ini.
Negeri bergelimang hasil bumi tak lagi memiliki arti
Hingga gaungnya kini terdengar lirih dan perih.
Dalam cengkraman zaman tak tahu diri
Masih tersisa tikus-tikus yang leluasa berlari dan
menggerogoti.
Andai saja embun tak enggan berpijak di negeri ini,
Mungkin aku tak kan kelaparan seperti ini,
Tak kan diperdaya sesakit ini, oleh janji-janji palsu
tikus-tikus negeri.
Tak merasakan diinjak-injak hasil kekayaan bumi sendiri.
Embun, apa yang membuatmu pergi,
Siapa kah pengusik ketenanganmu di negeri ini.
Atau kah kami perusak sejati yang kembali pada hakikat
diri.
Hingga embun pun kehilangan tempat berpijak sebelum
mencium bumi.
Semarang, 27 Juni 2013
Raihan Alam
*dimuat di Eramadina pada 27 Juni 2013
Link: http://eramadina.com/embun-pun-kehilangan-tempat-berpijak/
0 comments:
Post a Comment