Belajar dari Perseteruan Dua Maestro, Dua Dunia dan Dua Otak Paling Brilian
Kisah-kisah petualangan detektif eksentrik dari inggris ini tidak hanya
melegenda di berbagai penjuru dunia namun juga telah memiliki tempat di hati
para pembacanya. Kecerdasan dan kecerdikannya dalam mengungkap kasus-kasus
rumit, pelik dan paling janggal pun telah menjadi ciri khas Sherlock Holmes.
Seakan tiada penjahat “gila” yang tak bisa diungkap kejahatannya oleh detektif
dari Baker Street 221B ini. Namun, hukum paradoks tetaplah berlaku. Ada hitam
ada putih, air bersua api, ada kebaikan maka ada pula kejahatan. Holmes menemui
tandingannya. Orang yang kecerdasan dan kecerdikannya mampu disejajarkan dengan
Sherlock Holmes dan berkecimpung dalam dunia yang berbeda, yakni dunia hitam
dan kriminalitas. Holmes menjulukinya sebagai Napoleon Kejahatan, Profesor
James Moriarty. Otak di balik setengah kejahatan tak terdeteksi di kota London
serta merupakan orang paling ditakuti di Eropa.
Novel ini menceritakan lima dianrtara kasus-kasus paling berbahaya yang
pernah Holmes tangani. The Illustrious Client mempertemukan Holmes dengan
penjahat paling ditakuti di Eropa setalah Profesor Moriarty dan koleganya
Kolonel Sebastian Moran, dia lah Baron Gruner. Sang Pembunuh dari Austria yang
mampu terlepas dari jeratan hukum dan kini tengah mencengkram kuat perempuan
muda, kaya raya, cantik, cerdas dan sangat sempurna. Genggaman terkuat yang
bisa laki-laki lakukan pada seorang perempuan, digenggam dalam cinta. (hal. 8)
Iblis Baron telah berhasil memainkan perannya merebut hati perempuan. Dia
bukan Cuma membuat perempuan ini jatuh cinta, lebih dari itu, dia membuat Miss
Violet de Mervile tergila-gila bahkan terobsesi dan memujanya. Meski telah
menceritakan semua skandal publik yang pernah ia lakukan. Dan Holmes hanya
punya sedikit waktu untuk menyelamatkan nyawa perempuan tersebut.
Kasus ini mencapai klimaks saat Holmes dikeroyok orang-orang tak dikenal
dan media-media Inggris melansir keadaan Holmes yang kritis. Namun, otak
cemerlang Holmes terus bekerja mencari bukti yang mampu menyelamatkan sang
wanita dari jerat iblis Baron.
Kasus kedua tentang The Missing Three-Quarter. Sebuah telegram dengan pesan
singkat yang aneh dan membingungkan tiba di Baker Street saat Holmes tak
memiliki masalah untuk dipecahkan. Keadaan ini sangat membahayakan otaknya yang
aktif, dan yang paling ditakutkan Watson adalah kebiasaan lama sahabatnya itu
terhadap ketergantungan narkotika yang hampir menghancurkan karier gemilangnya.
Ia lah yang berupaya membantunya melepaskan ketergantungan itu. Kliennya adalah
seorang pemain Rugbi yang kehilangan temannya sesama pemain secara misterius.
Demi Tuhan! Bantulah Kami. Begitulah bunyi pesan temannya, saat Holmes berhasil
memecahkan makna telegram terakhir sebelum temannya lenyap.
Kasus berikutnya adalah The Adventure of The Norwood Builder. Kisah ini
menceritakan tentang Kedatangan seorang klien yang tidak lama lagi diseret ke
meja hijau atas tuduhan pembunuhan. Dan sebuah surat wasiat yang ia tulis atas
permintaan korban menjadi bukti kuat untuk menjebloskannya dalam penjara.
Namun, Holmes punya pandangan lain dalam kasus ini. Setelah mendengarkan kisah
kliennya sebelum diseret para penegak hukum, Holmes pun tergerak untuk
mencurahkan segala daya analisis dan otaknya untuk kehormatan dan kebebasan kliennya.
Dan bagian keempat ini lah inti dari buku setebal 242 ini. The Final
Problem, kisah yang merekam momen pertarungan hidup mati kedua maestro, Holmes
dan Profesor Moriarty. Dari sekian banyak kisah yang diabadikan Sir Arthur
Conan Doyle, hanya beberapa kisah yang sekilas menceritakan sepak terjang
Moriarty dan ini lah kisah kemunculan terbesarnya. Bagaimana Holmes berkonfrontasi
secara langsung dengan Moriarty hingga pertarungan diatas air terjun, yang
berakhir dengan jatuhnya tubuh mereka.
Ditutup dengan kasus The Empty House, Pembunuhan terhadap Yang Mulia Ronald
Adair, Putra dari seorang gubernur di salah satu koloni yang dimiliki
Australia. Yang melibatkan Kolonel Sebastian Moran, orang kedua yang paling
ditakuti di Eropa setelah Profesor Moriarty. Sepuluh tahun telah berlalu sejak
kematian Holmes, dan Watson dengan daya analisisnya yang selama ini telah
dilatih bersama Holmes dalam menangani kasus-kasus sedang diuji. Saat ia tengah
berada di titik terbawah dalam penyelidikan kasusnya dan menemui jalan buntu,
sesosok wajah yang begitu ia rindukan tiba-tiba hadir di depannya. Tetap dengan
wajahnya yang memancarkan aura kecerdikan dan kecerdasan. Holmes kembali dari
kematian. Dan ia kembali untuk menangkap para penjahat yang tak terdeteksi olehnya
sebelum berita kematian Holmes.
Novel The Game of Death tidak hanya menyajikan kriminalitas yang terjadi di
Kota London, namun juga menyuguhkan sisi lain dari dunia kejahatan. Sebuah
hubungan asmara sebagaimana yang dialami kebanyakan orang, juga sebuah
kesetiaan yang terkhianati.
Ada bagian dimana kita mampu belajar dari seorang Watson, yang ketika
Keberadaannya sangat dibutuhkan semenjak kematian Holmes, keadaan memaksanya
untuk mengeksplorasi kemampuan yang ia miliki, yang sedikit banyak telah
terlatih menghadapi kasus-kasus rumit yang pernah ia tangani bersama Holmes. Di
dunia ini pun demikian. Ada kalanya kita dihadapkan pada keadaan yang
mengharuskan kita memilih untuk maju meski kita tak menginginkannya. Ada
kalanya kita butuh mengambil resiko untuk sesuatu yang lebih bermanfaat, dengan
kemampuan kita yang terbatas.
Dan pelajaran terpenting dari seorang Sherlock Holmes, bahwa kita terlahir
di dunia ini dianugrahi Tuhan dengan otak yang cemerlang, tinggal bagaimana
kita memilih dalam mempergunakannya. Bila otak kita bekerja keras dalam hal
positif, maka diri kita akan memberikan kemanfaatan bagi orang lain. Namun bila
sebaliknya, maka akan menjadi sebuah penggerak kejahatan yang sempurna.
Sebagaimana Sherlock Holmes dan Profesor Moriarty.
Sebuah Novel yang tak kan pernah bosan untuk dibaca. Dengan pengolahan kata
yang bagus dan menggebrak, dikupas secara apik, alur cerita yang menegangkan
dan sebuah ending yang tak pernah terbayangkan. Sebuah bahan rujukan bagi anda
yang ingin mengembangkan daya nalar dan analisis. Serta ingin melatih otak anda
dalam sebuah kasus-kasus rumit dan menegangkan untuk dipecahkan. Selamat
membaca!
M. Adib Susilo, anggota Forum Lingkar Pena Semarang dan penikmat Novel
Detektif dan Misteri
Judul Buku : Sherlock Holmes The Game of Death:
Perseteruan Sherlock Holmes dan Profesor Moriarty
Genre : Novel Terjemahan
Penulis : Sir Arthur Conan Doyle
Penerjemah : Oci Hasan
Penerbit : Visimedia
Cetakan : III, Juni 2012
Halaman : vi + 242 Halaman
ISBN : 979-065-127-9
Link: http://radarseni.com/2013/06/22/belajar-dari-perseteruan-dua-maestro-dua-dunia-dan-dua-otak-yang-brilian/
0 comments:
Post a Comment