Tahukah engkau, para pemimpi...
Negeri dongeng nenek moyang kita di masa lampau...
Tertutur kata di penghujung malam kala kau menanti...
Pohon rindang berhelai daun beranting materi,
Akarnya untaian emas dan sulaman butir besi.
Batang penuh logam mengalir saripati mineral murni.
Percayakah engkau negeri itu ada di sini? Wahai para pemimpi...
saat janji-janji mulai ditaburi di atas tanah pertiwi,
Itu lah masa ketika kami berharap pada cucu-cucu negeri.
Harapan kami tuk mengenalkan kekayaan pada generasi Pertiwi.
Untuk menjaga, melestarikan, dan mengolah anugerah yang tak ternilai dari
hasil bumi Negeri sendiri.
Namun lihatlah kini, di atas kakimu berpijak, tak ada lagi nama bangsamu
sendiri. Semua telah berganti.
Putra-putri negeri kini bergantung pada penguasa yang berdedikasi,
Agar cahaya harapan tak hilang tertelan janji-janji mimpi.
Atau semangat mereka terhapus ego para petinggi negeri.
Ironis memang, tapi ini lah Parade Mimpi di Negeri Dongeng.
Sejarah dan Bukti dari Masa Kini.
Semarang, 27 Oktober 2013
M. Adib Susilo, Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang
*dimuat di Media Mahasiswa pada 30 Juni 2013
Link: http://mediamahasiswa.com/sastra/puisi/2013/06/30/parade-mimpi-di-negeri-dongeng.html
Link: http://mediamahasiswa.com/sastra/puisi/2013/06/30/parade-mimpi-di-negeri-dongeng.html
0 comments:
Post a Comment