Sarasehan Jurnalistik Ramadhan 2013 MAJT

Percikan Inspirasi dari Gerakan Santri Menulis

Di Masjid Agung Jawa Tengah, 14 Juli 2013 ku terbuai dalam gema akbar Sarasehan Jurnalistik Ramadhan 2013 yang diadakan di 10 Kota se- Jawa Tengah. dimulai dari MAJT dan akan berlanjut ke pondok-pondok pesantren di Jawa Tengah.

Rasa syukur tak terkira kehadirat Allah Swt yang masih memberikan hidup pada hamba, hingga diri ini bisa bergabung menjadi anggota dalam keluarga Besar Gerakan Santri Menulis yang sekarang terhitung angkatan ke-19. Bersama Suara Merdeka Network Santri dan Mahasiswa Se-kota Semarang Berkarya.

Banyak pelajaran yang bisa diambil dalam acara tersebut, banyak pesan yang mampu terekam di sela-sela keriuhan peserta dan diantara padatnya materi yang diberikan.

sebait pesan ini mungkin tak kan cukup menggambarkan keseluruhan acara tersebut, namun ku berharap, ada sekelumit hikmah yang mampu diambil untuk diamalkan sebanyak-banyaknya manfaat dari padanya.

karena, berbagi itu indah....

"Hanya ada satu cara agar kita bisa mulai menulils. yaitu dengan PAKSA! karena tanpa paksaan, kita tak akan pernah berani untuk memulai menulis."

"jadikan lah menulis itu sebagai proses kreatif dan sebagai kegembiraan berekspresi."

"Karena Aku menulis, maka aku religius. Aku menulis, maka aku ibadah. dan Aku menulis, maka aku merekam sejarah."

"Manusia adalah Kreator Agung. karena Manusia menjadikan ciptaan Tuhan menjadi lebih Indah. Tuhan Menciptakan tanah, dan manusia menjadikan tanah lebih indah dengan dibuat patung. Tuhan menciptakan sungai mengalir, lalu manusia memperindahnya dengan membangun jembatan yang membentang."

Ernest Hemingway berkata,"Tulisan itu keburukan Prinsipil dan kesenangan terbesar."

"dalam membangun sebuah Rumah Kreatif, kita membutuhkan Kata untuk bahan membangun rumah."

"Kata sebagaimana manusia memiliki tabiat. tidak setiap kata bisa bersama secara mesra dengan kata-kata lainnya. "

" Sebelum menulis, kita membutuhkan hal yang bernama Kata. semenjak bangun pagi kita sudah bergelut dengan kata-kata. namun tahukah kalian, sudah berapa banyak kata yang telah kita sia-siakan?"

~ Triyanto Triwikromo ~